PERANAN
EVALUASI DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS
PEMBELAJARAN YANG BAIK
MATAKULIAH:
ASASMEN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
Oleh:
I GEDE
ARNAWA RIANA 1211021036
/ IV.B
KETUT EVI
SRIWINDAYANI 1211021039 /
IV.B
NI PUTU AYU
SURYANINGSIH 1211021043 / IV.B
JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN
GANESHA
SINGARAJA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta
karuniannya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik yang
berjudul “Peranan Evaluasi Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Yang Baik”.
Makalah ini dapat diselesaikan berkat kerjasama dan
dorongan serta perhatian dari berbagai pihak,
baik dari teman-teman yang telah berpartisipasi
meluangkan waktunya untuk menyelesaikan makalah ini sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat waktu.
Semoga bantuan doa
dari Bapak/Ibu serta rekan-rekan mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.Kami
menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dan masih banyak hal-hal yang
belum dijelaskan disini,
untuk
itu kritik dan saran yang dapat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Singaraja, Juni 2014
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
............................................................................................................. i
KATA
PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
A. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
B. PEMBAHASAN
.......................................................................................... 2
1.
Pengertian Evaluasi .................................................................................... 2
2.
Sasaran Evaluasi Pembelajaran .................................................................. 3
3.
Perlunya Standar Penilaian ........................................................................ 4
4.
Peranan Evaluasi Pembelajaran................................................................... 6
5.
Siswa menjadi Pembelajaran yang Lebih Baik........................................... 7
C. KESIMPULAN
........................................................................................... 7
D. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 8
PERANAN EVALUASI DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS PEMBELAJARAN
YANG BAIK
A.
PENDAHULUAN
Pendidikan
merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan. Pendidikan dipandang sebagai
proses yang sangat bermanfaat di dalam kehidupan yang bukan semata-mata hanya
sebagai persiapan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan
memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik secara
kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut bisa tercapai apabila pebelajar dapat
menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya dengan hasil belajar yang baik.
Pendidikan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang akan mampu
mengimbangi perkembangan IPTEK. Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, salah satunya adalah melalui peningkatan kualitas pendidikan. Sekolah
sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan
pendidikan tersebut. Sekolah merupakan wahana bagi siswa untuk belajar berbagai
macam hal. Belajar dalam konteks pendidikan formal menunjukkan adanya perubahan
yang positif sehingga pada tahap akhir akan di dapat keterampilan, kecakapan,
dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam
prestasi belajarnya. Adapun jasil dari proses pembelajaran tersebut dapat
diukur dengan mengadakan sebuah evaluasi.
Evaluasi
merupakan komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Dengan
sistem evaluasi yang baik maka kualitas pembelajaran diharapkan akan meningkat.
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut, evaluasi sebaiknya dilakukan
dengan memperhatikan semua ranah yang dimiliki peserta didik. Namun, evaluasi
pendidikan yang dilaksanakan selama ini dirasakan belum memberikan distribusi
yang cukup untuk peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini disebabkan oleh
sistem evaluasi yang digunakan belum tepat atau pelaksanaan evaluasi belum
seperti yang diharapkan, oleh karena itu perlu dilakukan inovasi terhadap
sistem evaluasi pendidikan kearah yang lebih baik, agar dapat mengukur semua
kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik tanpa hanya mengukur ranah
kognitifnya saja.
Adapun
komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan yaitu upaya
meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas
pembelajaran dan kualitas sistem penilaiannya. evaluasi dan pembelajaran adalah
dua kegiatan yang saling mendukung, upaya peningkatan kualitas pembelajaran
dapat dilakukan melalui upaya perbaikan sistem evaluasi. Sistem pembelajaran
yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Kualitas pembelajaran
ini dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Dengan sistem evaluasi yang baik
maka akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi mengajar yang baik
sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik dengan
tujuan akhir meningkatnya kualitas pendidikan di Indonesia pada umumnya,
seperti yang diamanahkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan tujuan pendidikan nasional. Oleh
karena itu, dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan diperlukan perbaikan
sistem evaluasi yang diterapkan.
B.
PEMBAHASAN
11.
Pengertian
Evaluasi
Evaluasi
mencakup sejumlah teknik yang tidak bisa diabaikan oleh seorang guru maupun
dosen. Evaluasi bukanlah sekumpulan teknik semata-mata, tetapi evaluasi
merupakan suatu proses yang berkelanjutan yang mendasari keseluruhan kegiatan
pembelajaran yang baik. Davies mengemukakan bahwa evaluasi merupakan proses
untuk memberikan atau menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan,
keputusan, unjuk kerja, proses, orang, maupun objek. Sejalan dengan itu menurut
Wand dan Brown dalam Koyan: 2013 menyatakan bawa evaluasi merupakan suatu
proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Pengertian evaluasi lebih
dipertegas lagi dengan batasan sebagai proses memberikan atau menentukan nilai
kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Dengan berdasarkan
batasan-batasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa evaluasi secara umum dapat
diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan,
kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, maupun objek) berdasarkan
kriteria tertentu. Dalam rangka kegiatan pembelajaran, evaluasi dapat
didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dalam menentukan tingkat
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Ada
beberapa ahli pakar yang mendefinisikan evaluasi, antara lain:
aa)
Menurut Stufflebeam dkk
(1971), evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan
informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan (Daryanto, 2008: 2).
bb) Menurut
Ralph Tailor (1950), evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk
menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah
tercapai ( dalam Arikunto, 2010: 3).
cc)
Menurut Suharsimi Arikunto
(2004: 1), evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama
evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi
pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan
evaluasi yang telah dilakukan.
Dari
beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan
sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang (evaluator) untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan suatu program telah tercapai yang dilakukan secara
berkesinambungan. Berarti kalau evaluasi pendidikan adalah proses yang
dilakukan oleh seseorang (evaluator) untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
suatu program telah tercapai yang dilakukan secara berkesinambungan dalam
bidang pendidikan.
22.
Sasaran
Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi
pembelajaran adalah evaluasi terhadap proses belajar mengajar. Secara sistemik,
evaluasi pembelajaran diarahkan pada komponen-komponen sistem pembelajaran,
yang mencakup:
a)
Komponen input, yakni
perilaku awal siswa,
b)
Komponen input
instrumental yakni kemampuan profesional guru/tenaga kependidikan,
c)
Komponen kurikulum
(program studi, metode, media),
d)
Komponen administratif
(alat,waktu, dana),
e)
Komponen proses ialah
prosedur pelaksanaan pembelajaran.
f)
Komponen output ialah
hasil pembelajaran yang menandai ketercapaian tujuan pembelajaran.
Evaluasi
disini hanya ditujukan pada evaluasi terhadap komponen proses dalam kaitannya
dengan komponen input instrumental. Dalam hal ini yang dievaluasi adalah
karakteristik siswa dengan menggunakan suatu tolak ukur tertentu.
Karakteristik-karakteristik tersebut dalam ruang lingkup kegiatan
belajar-mengajar adalah Tampilan siswa dalam bidang kognitif, afektif, dan
psikomotor. Tampilan tersebut dapat dievaluasi secara lisan, tertulis, maupun
perbuatan. Dengan demikian mengevaluasi di sini adalah menentukan apakah
tampilan siswa telah sesuai dengan tujuan instruksional yang telah dirumuskan
atau belum. Apabila lebih lanjut kita kaji pengertian evaluasi dalam
pembelajaran, maka akan diperoleh pengertian yang tidak jauh berbeda dengan
pengertian evaluasi secara umum. Pengertian evaluasi pembelajaran adalah proses
untuk menentukan nilai pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui, a)
Kegiatan pengukuran. Pengukuran yang dimaksud di sini adalah proses
membandingkan tingkat keberhasilan pembelajaran dengan ukuran keberhasilan
pembelajaran yang telah ditentukan secara kuantitatif. b) Penilaian
pembelajaran. Penilaian yang dimaksud di sini adalah proses pembuatan keputusan
nilai keberhasilan pembelajaran secara kualitatif.
33.
Perlunya
Standar Penilaian
Agar
penilaian berfungsi dengan baik, maka sangat perlu untuk meletakan standar,
yang akan menjadi dasar dan pijakan bagi guru dan praktisi pendidikan dalam
melakukan kegiatan penilaian. Oleh karena itu, ada beberapa pihak yang
berkaitan langsung dengan pelaksanaan kegiatan ini, yaitu:
a) Peran
guru
Sebagian besar tanggung jawab dalam
menerapkan standar penilaian terletak pada tangan guru yang menjadi pelaksana
digaris depan. Oleh karena itu, guru perlu memahami dengan baik standar yang
ada, memahami pentingnya penilaian yang berkelanjutan, dan perlu mengetahui
posisi strategis mereka, sehingga guru mampu meningkatkan praktik penilaian
dalam kelas, merencanakan kurikulum, mengembangkan potensi diri siswa, laporan
kemajuan dan perkembangan siswa, dan memahami cara pengajaran mereka sendiri.
Peranan guru dalam penilaian lebih
efektif jika mampu memanfaatkan informasi hasil penilaian melalui umpan balik.
Umpan balik merupakan sarana bagi guru dan siswa untuk mengetahui sejauh mana
kemajuan pembelajaran yang telah dilakukan. Seperti yang dikemukakan dalam QCA
(2003) yang mengatakan bahwa feedback is the means by which teacher enable
children to close the gap in order to take learning forward and improve
children’s performance, berdasarkan definisi tersebut, tampak bahwa umpan
balik merupakan suatu alat yang dapat digunakan oleh guru, yang memungkinkan
siswa dapat belajar lebih baik dan meningkatkan kinerjanya.
b) Peranan
siswa
Keikutsertaan siswa di dalam proses
penilaian menjadi penting apabila standar yang digunakan biasa diwujudkan untuk
semua siswa. Brown (1994) menekankan unsur strategis agar senantiasa sadar akan
kekuatan dan kelemahan dengan mengatakan bahwa “para siswa berhasil menjalankan
yang terbaik apabila mereka memiliki pemahaman yang mendalam akan kelebihan dan
kelemahan mereka sendiri dan akses dalam menyusun strategi untuk belajar”. Mengambil
bagian dalam penilaian berarti memberikan peluang kepada para siswa untuk
merefleksikan apa yang mereka pelajari dengan membuat rangkaian yang jelas
dalam isi dan pikiran. Sehingga diharapkan mereka menemukan sendiri kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki, yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam
menetapkan tahapan belajar selanjutnya yang lebih baik. Dalam suatu percobaan
di dua kelas ilmu sains suatu sekolah menengah di Amerika, White dan
Frederiksen (1998) melaporkan bahwa terjadi peningkatan prestasi siswa dalam
kelas, dimana dikembangkan kemampuan berpikir melalui penilaian diri. Penilaian
diri merupakan sarana bagi guru untuk memberikan tanggung jawab kepada siswa
untuk belajar dari apa yang telah mereka kerjakan dan apa yang akan mereka
kerjakan.
c) Peranan
sekolah
Sekolah merupakan pusat kegiatan
belajar-mengajar dalam proses pendidikan. Baik buruknya kualitas pendidikan
dapat dilihat dari tingkat kualitas sekolah. Sekolah merupakan induk kegiatan
pembelajaran yang secara otomatis merupakan induk kegiatan penilaian. Sekolah
sebagai suatu institusi yang menaungi semua aktivitas belajar-mengajar,
memiliki peranan yang sangat besar dalam upaya melakukan reformasi penilaian,
yang memihak pada bagaimana para siswa dapat memperoleh nilai tambah dalam proses
pendidikan. Peran sekolah menciptakan suatu kondisi (kultur) yang kondusif
sehingga kegiatan penilaian dapat berjalan sesuai dengan fungsi dan tujuannya.
44.
Peranan
Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi
dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa, untuk mengetahui
kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses belajar itu. Evaluasi tidak
mungkin dipisahkan dari belajar, maka harus diberikan secara wajar agar tidak
merugikan. Adapun fungsi dari evaluasi pembelajaran yaitu untuk:
1a)
Pengembangan
Untuk pengembangan sutau program
pendidikan, yang meliputi program studi, kurikulum, program pembelajaran,
desain belajar mengajar, yang pada hakikatnya adalah pengembangan dalam bidang
perencanaan.
bb)
Akreditasi
Evaluasi juga berfungsi untuk
menetapkan kedudukan suatu program pembelajaran berdasarkan ukuran/kriteria
tertentu,sehingga suatu program dapat dipercaya, diyakini dan dapat
dilaksanakan terus, atau sebaliknya program itu harus diperbaiki/disempurnakan.
Evaluasi itu sendiri dalam kaitannya dengan pembelajaran akan berpengaruh
terhadap apakah tujuan pembelajaran itu tercapai atau tidak. Dengan demikian
kegiatan evaluasi sangat penting untuk mengukur sejauh mana keberhasilan siswa
maupun guru dalam proses belajar mengajar.
55.
Siswa
Menjadi Pembelajar yang Lebih Baik
Dukungan
sekolah dan para guru untuk lebih memihak pada kebutuhan siswa dari pada untuk
memenuhi target kurikulum akan membawa dampak pada perbaikan dan peningkatan
kualitas pembelajaran. Guru tidak lagi terburu-buru dengan target harus selesai
tepat pada waktunya tanpa memperhatikan apakan siswa telah paham atau belum.
Guru lebih fokus bagaimana penilaian yang mereka terapkan dapat mengungkap
permasalahan-permasalahan nyata yang dihadapi siswa mereka, dan menggunakan
informasi tersebut untuk membantu para siswa menjadi pembelajar yang lebih
baik. Siswa akan merasa tertantang dan termotivasi untuk terus memperbaiki
diri, baik memperbaiki cara dan strategi belajar maupun dalam kaitan dengan
perilaku, harapan dan cita-cita mereka.
C.
KESIMPULAN
Dari
pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk menuju kualitas pembelajaran
yang baik, diperlukan sistem penilaian yang baik pula. Agar penilaian dapat
berfungsi dengan baik, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka sangat
perlu untuk menetapkan standar penilaian yang akan menjadi dasar dan acuan bagi
guru dan praktisi pendidikan dalam melakukan kegiatan penilaian. Untuk
mewujudkan hal tersebut, maka perlu kerjasama yang baik antara guru, siswa dan
sekolah. Ketiga pihak tersebut memiliki peranan yang berbeda-beda sesuai dengan
proporsi masing-masing. Jika masing-masing pihak melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sebagaimana mestinya maka akan tercipta suatu suasana yang
kondusif, dinamis, dan terarah untuk perbaikan kualitas pembelajaran melalui
perbaikan sistem penilaian.
D.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Koyan, I Wayan. 2013. Asasmen dalam Pendidikan. Singaraja: Undiksha Press.